Kamis, 20 Mei 2010

Perencana sebagai Salah Satu Stakeholders atau Aktor

Perencanaan sebagai sebuah proses komunikasi, menekankan kepada peran perencana sebagai komunikator dari produk perencanaan yang dihasilkannya. Perencana mendengarkan, mengakomodasi, melakukan mediasi dan pada akhirnya melakukan sebuah sosialisasi mengenai produk rencana yang dihasilkan.

Perspektif manapun yang dipilih oleh seorang perencana, ketika berhadapan dengan situasi dan proses politik yang kompleks, fungsi perencana sebagai seorang komunikator memegang peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang terjadi. Karena informasi merupakan sumber kekuasaan bagi setiap aktor yang dapat meningkatkan kapasitas dan posisi politik setiap aktor, perencana memiliki posisi yang strategis ketika berperan sebagai pemberi informasi.

Forester (1989) memberikan lima persepektif yang ada dalam menjelaskan peran informasi dalam sebuah perencanaan yang sarat dengan nuansa politik. Pertama sebagai technician, dimana kekuasaan terletak di informasi teknis yang berkaitan dengan sumber data dan metode analisis yang digunakan. Perspektif ini menggunakan ide paling tradisional dari perencanaan, dimana perencana bertindak sebagai pemecah masalah dan bertindak untuk tidak terlibat secara langsung dengan politik.

Kedua, perencana sebagai seorang inkrementalis yang memandang informasi sebagai sumber kekuasaan karena informasi itu menjawab kebutuhan organisasi, dimana setiap orang membutuhkan sumber informasi, prosedur perijinan atau restriksi dalam melakukan perencanaan. Kekuasaan yang didapatkan melalui organisasi sebagi sumber informasi, memungkinkan perencana memilih informasi yang ingin disampaikan.

Ketiga, perencana sebagai liberal-advocate yang memandang informasi sebagai sumber kekuasaan karena merespon kebutuhan dari sebuah sistem politik yang beragam. Informasi dapat digunakan oleh kelompok yang tidak terwakili atau tidak terorganisasi untuk meningkatkan kapasitas partisipasi dalam proses perencanaan. Perencana memiliki peran sebagai pendamping kelompok masyarakat yang tidak terwakili untuk memberikan saran dan pertimbangan teknis untuk memperkuat kapasitas dan memperbesar tingkat partisipasi.

Keempat, perencana sebagai strukturalis, dimana informasi menjadi media dan alat dalam memperoleh atau memperkuat legitimasi struktur kekuasaan yang ada dan memperkuat perhatian publik terhadap sebuah isu. Seorang perencana tidak memiliki kekuasaan, akan tetapi dapat mempertahankan kekuasaan yang ada dan memberikan sebuah kondisi status-quo dalam tatanan politik yang telah ada.

Yang terakhir adalah perencana sebagai kekuatan progresif dimana informasi dimanfaatkan sebagai alat meningkatkan partisipasi masyarakat dan menghindari legitimasi yang dibuat oleh struktur yang ada. Perencana memiliki fungsi dalam mengorganisir tindakan masyarakat untuk meraih kekuasaan yang ada dengan mengorganisir informasi yang ada untuk mencegah misinformasi dan manipulasi informasi yang dilakukan oleh kelompok dengan kapasitas politik yang lebih besar.

Model Perencana Forester

Model Perencana Forester